Kamis, 15 November 2018

PERAN PADUAN SUARA DALAM HIDUP UMAT BERIMAN

Paduan Suara Gereja adalah suatu kumpulan para penyanyi yang melayani Allah dan Jemaat-Nya melalui nyanyian dan perilaku hidup keseharian yang memuliakan Allah.

Paduan Suara Gereja memiliki peranan yang amat penting dalam kehidupan umat beriman hingga pada zaman post modern sekarang ini. Paduan suara merupakan kelompok yang bisa dibilang sangat efektif dalam menggerakkan umat untuk bersekutu dan saling melayani satu sama lain dalam Kasih Tuhan. 

Hanya saja kita banyak mendapati paduan suara yang kurang dikelola dengan baik, sehingga tidak berjalan efektif sebagai wadah untuk membangun iman umat Kristiani.

Oleh karena itu mungkin sangat baik jika kita mencoba mengupas peranan paduan suara dalam hidup umat beriman. Sebagai acuan dalam memberikan refleksi, maka penulis akan berpatokan kepada 5 TUGAS GEREJA yaitu : Liturgia, Kerygma, Koinonia, Martyria, & Diakonia.



1.  Peran Paduan Suara Dalam Menguduskan (LITURGIA)
Liturgi merupakan perayaan iman umat. Di dalam Gereja, Perayaan Iman umat berpuncak pada Misa (Perayaan Ekaristi) yang merupakan sarana Gereja dalam MENGUDUSKAN umatnya. Dalam Perayaan Ekaristi, umat diundang oleh Kristus sendiri untuk mengenangkan misteri penyelamatan dan agar umat dapat berpartisipasi secara aktif baik secara lahiriah maupun batiniah dalam menanggapi undangan Kristus tersebut. Partisipasi ini tentunya dipraktekkan dalam bentuk doa yang diucapkan maupun doa yang dinyanyikan, serta tindakan memuliakan Allah melalui kidung kemuliaan & madah liturgi lainnya. Qui Bene Cantat Bis Orat, Bernyanyi Dengan Baik Sama Dengan Berdoa Dua Kali. Pepatah ini seharusnya melekat di dalam hati dan jiwa para pelayan Paduan Suara, karena mereka memiliki peran yang sangat penting sebagai alat Gereja dalam MENGUDUSKAN umat Allah di dalam LITURGI.
PUMR No. 103 :
Paduan suara atau kor melaksanakan tugas liturgi tersendiri ditengah umat beriman. Dengan memperhatikan aneka ragam nyanyian, paduan suara harus melaksanakan tugasnya secara tepat untuk menopang partisipasi aktif umat beriman dalam menyanyi.[*] Semua yang ditentukan untuk paduan suara juga berlaku untuk para pelayan musik yang lain, khususnya organis.

2.  Peran Paduan Suara Dalam Mewartakan (KERYGMA)
Dalam diri Yesus dari Nasaret, sabda Allah tampak secara konkret manusiawi. Penampakan itu merupakan puncak seluruh sejarah pewahyuan sabda Allah. Tetapi oleh karena sabda itu sudah menjelmakan diri dalam sejarah dan tidak dapat tinggal dalam sejarah untuk selamanya, maka untuk mempertahankan hasilnya bagi semua orang, sabda itu harus menciptakan bentuk-bentuk lain, yang di dalamnya sabda itu dapat hadir dan berbicara. Dalam berbicara, diperlukan pewarta. Selain Imam, Lektor, pemazmur & pemimpin ibadat sabda, paduan suara juga memiliki peranan yang efektif dalam mengambil tugas sebagai pewarta yang berbicara. Betapa tidak, nyanyian yang dilantunkan didalam perayaan-perayaan iman oleh sebuah paduan suara tentunya berdasarkan Sabda Allah yang merupakan penjelmaan dari Kristus itu sendiri dan seharusnya lebih mengena karena telah dibawakan dengan irama yang indah dan mempesona sehingga umat yang mendengarkannya boleh terbawa dalam suasana yang dikondisikannya.

3.  Peran Paduan Suara Dalam Membangun Persekutuan (KOINONIA)
Koinonia adalah tugas untuk bersekutu, saling memperhatikan, dan berkumpul dalam memuji Tuhan dalam kehidupan bersama. Kita tidak dapat membentuk paduan suara yang efektif tanpa bersekutu. Paduan Suara perlu dibangun dengan keharmonisan karena mereka akan membawakan nyanyian yang harmonis dengan kompak. Materi paduan suara tak dapat diajarkan secara teoritikal saja, namun harus mengena ke dalam hati dan jiwa yang terkoneksi di dalam setiap anggotanya satu sama lain. Maka itu sebagai anggota Gereja, paduan suara harus membangun persekutuan atas dasar cinta kasih dimana terbangun jiwa persaudaraan sejati, saling percaya dan memahami satu sama lain.

4.  Peran Paduan Suara Dalam Menjadi Saksi Kristus (MARTYRIA)
Martyria adalah tugas di mana anggota Gereja harus menjadi saksi kebaikan Tuhan seperti yang terdapat dalam Injil dengan perbuatan baiknya. Hal ini juga harus menjadi pesan dari Nyanyian Paduan Suara kepada umat. Namun lebih dari itu, Paduan Suara harus mencerminkan karakter Kristus itu sendiri yang dibangun dari pribadi-pribadi masing-masing aggotanya. Ironis sekali apabila suatu paduan suara selalu melantunkan Sabda, namun tidak menjadi saksi Kristus dalam langkah dan tingkah lakunya sehari-hari.

5.  Peran Paduan Suara Dalam Melayani Yang Lemah (DIAKONIA)
Diakonia adalah tugas dalam saling melayani satu dengan yang lain, kepada sesama secara universal, yaitu manusia dan alam cipataan. Paduan Suara seharusnya dibentuk bukan semata-mata untuk melayani dalam ibadah saja namun juga dapat digunakan sebagai perpanjangan tangan Tuhan kepada orang-orang yang lemah dan membutuhkan. Bukan hal yang tabu jika suatu paduan suara menyelipkan beberapa kegiatan bakti sosial di dalam program kerja tahunannya. Mengunjungi panti jompo, anak-anak panti dan para narapidana juga dapat dilakukan oleh paduan suara. Perlu pula diingat bahwa lakukanlah semua pelayanan dengan penuh kerendahan hati.

Demikian hasil refleksi iman penulis, yang sudah berkecimpung selama kurang lebih  2 dekade.di dalam paduan suara. Ternyata paduan suara itu merupakan tempat yang efektif dalam membangun karakter positif  anggota Gereja dan menumbuhkan iman umat, selama itu dilakukan dengan benar. Maka itu penulis mengajak para pemimpin paduan suara agar menggiring para anggotanya ke jalan yang benar, bukan hanya secara teknik melainkan pula secara spiritual sehingga persembahan doa permohonan, syukur dan pujianmu dapat berbau harum di hadapan TUHAN. Jadilah Pohon yang berdaun rindang, berbuah manis dan dapat dipetik oleh orang-orang yang membutuhkannya.AMIEN.(willFrieds)

Holy Bible